Yang Menarik Dari Para Pengguna Media Sosial
Copyright: weheartit |
Coba sekarang buka ponsel kalian, lalu hitung ada berapa akun media sosial yang kalian miliki? Gue baru aja melihat isi ponsel gue, dan ternyata gue hanya memiliki 4 akun media sosial aktif, yaitu: twitter, facebook, path, dan instagram.
Sebagai salah
satu orang yang termasuk addicted
terhadap media sosial, tentunya dulu gue punya lengkap sampai ke snap chat, dan
tumblr–mengikuti tren–yang akhirnya gue tinggalkan karena emang gak perlu.
Tapi satu
hal, nyinyir-nya gue sepenuhnya tentang kehidupan pribadi gue, dan juga tanggapan
ketika gue enggak setuju sama suatu hal, atau kebijakan tertentu. Enggak, gue
gak pernah nyinyirin rumah tangga orang sih ya, mau artis atau bukan. Soalnya
enggak penting. Kalo gak percaya, ajakin ngopi aja dulu.
Facebook
halo?
fungsinya apa yaaa?!!
Dan bagian
yang paling menyedihkan adalah…
Ternyata yang
share, like, dan komentar, bisa ratusan ribu orang.
Gue mau
nangis.
Indonesia ternyata
memang belum merdeka, gaes. Buktinya tuh, masih bisa digoblok-goblokin sama
status facebook. Padahal sudah jelas, kalo mau masuk surga itu ya ibadah. Huft.
*selonjoran*
Path dan Instagram
Selain
facebook, juga ada Path dan Instagram. Path dan Instagram bisa dibilang akun
media sosial yang sempurna untuk pamer soal gaya hidup. Gue sempat aktif di
path sekitar dua tahun, dan memutuskan untuk buka sekali-sekali karena bosan
sama isinya yang gitu-gitu aja.
Menurut gue,
path itu enggak terlalu up-to-date tentang info-info atau isu-isu terkini yang
ada di jagad raya. Kalau untuk urusan akun media sosial paling informatif, gue
menempatkan twitter pada urutan pertama. Sedangkan path, lebih suka gue
manfaatkan sebagai kapsul waktu. Iya, kapsul waktu.
Gue bukan
tipikal orang yang sengaja nongkrong di tempat-tempat keren cuma untuk bisa
check-in di path, dan membiarkan orang-orang berasumsi bahwa hidup gue bahagia,
gaul, tajir, dan punya banyak teman. Enggak. Gue akan update path jika gue
menemukan sebuah momen. Terutama momen yang enggak akan terulang kedua kali,
sehingga ketika gue scrolling timeline sendiri, gue akan mengingat semua
momen-momen tersebut. Entah itu sedih, senang, capek, atau mengecewakan. Gue akan
mengingat semuanya. Berbeda denga orang-orang lain yang rela nongkrong, jalan-jalan, ngabisin uang hanya untuk check-in di media sosial.
Yah, kecuali dibayarin sih.
Sedangkan
instagram lebih suka gue manfaatkan untuk liat-liat video tutorial make-up
maupun masak-memasak. Gue enggak pernah tertarik untuk follow selebgram semacam
awkarin, tetapi ada salah satu selebgram cantik yang kayak malaikat, yang udah
gue follow dari jaman dia SMA, dan sekarang doi udah kuliah di ITB, yaitu
Nabila Gardena.
yang jelas lebih baik daripada awkarin, dek. |
Twitter
Nah! Ini dia
media sosial yang bisa membuat gue betah berlama-lama membukanya. Salah satu
alasan gue masih main twitter sampai sekarang adalah karena berita di twitter
itu sangat informatif dan infonya cepat. Gue yakin, anak-anak tahun 2000an pasti jarang
banget yang tertarik dengan twitter. Yah selain karena isinya para dedengkot,
anak-anak twitter juga hobinya twitwar.
Gue pernah
tuh twitwar sama Uni Fahira Idris (anggota dewan DKI). Waktu itu gue dan kak
Ika Natassa, terlibat twitwar sama doi dan berakhir dengan gue yang di-block
doi. Percayalah, ketika gue di-block, gue merasa ada kepuasan tersendiri. :’)
Gue masih
memilih twitter, karena bakat tubir alias ribut-ribut gue bisa tersalurkan
dengan baik di twitter. Selain itu anak-anak twitter juga kompak! Pernah tuh si
@makmummasjid tweetnya dijadiin
konten sama Ria Ricis di instagramnya, lalu anak-anak twitter
berbondong-bondong ngomentarin segala macam di postingan tersebut, dan waktu itu
gue ngakak sampai nangis, saking ada-ada aja kelakuan mereka.
Lalu, satu
lagi. Masih ingat soal kasus Ibu Saeni, pemilik warteg yang dirazia karena buka
di bulan puasa?
Orang mau berbuat baik memang ada aja ya halangannya. :))
2 komentar
Kak, kok nggak bahas Friendster sama MySpace lagi. Yahoo! Koprol juga skalian, kak.
BalasHapusY
Hapus