Jatuh Cinta Dengan Star Trek




Copyright: BrianSteinberg

Beberapa hari yang lalu, gue sempat membuat polling di twitter tentang genre film apa yang paling suka ditonton di bioskop. Dari hasil polling tersebut, sebagian besar pemilih ternyata lebih memilih genre Science Fiction sebagai pilihan tontonan mereka. 

Gue sendiri merupakan pecinta film dan cerita-cerita Science Fiction, dan kami sangat beruntung karena di tahun 2016 ini ada banyak sekali film Sci-fi yang tayang di bioskop. Beberapa di antaranya bisa kalian lihat di artikel ini: 15 Daftar Film yang Wajib Kamu Tonton di Tahun 2016

Dalam daftar 15 film tersebut, hampir semuanya sudah gue tonton. Ada salah satu film fiksi ilmiah dalam daftar tersebut yang begitu menarik perhatian gue dan berhasil membuat gue jatuh hati, yaitu Star Trek: Beyond.

Star Trek: Beyond sendiri merupakan lanjutan dari serial-serial film sebelumnya yang diproduksi ulang, yang dimulai dari tahun 2009 dengan judul Star Trek: The Future Begins, dan Star Trek: Into Darkness (2013). Gue sangat menikmati film karya Justin Lin ini dan J.J Abrams pada dua film sebelumnya, yang berhasil membawa gue turut berfantasi akan kehidupan di masa depan nanti. Star Trek sendiri menceritakan tentang perjalanan pesawat penjelajah luar angkasa Star Fleet: USS Enterprise, yang dipimpin oleh Kapten James T. Kirk, dan Spock sebagai Perwira Utamanya. 

Dalam film remake pertamanya Star Trek 2009: The Future Begins, dijelaskan alasan Kirk bergabung dengan Star Fleet. Di awal film terdapat adegan di mana USS Kelvin, salah satu pesawat yang dimiliki Star Fleet, menghadapi pesawat milik kaum Romulan. Kapten USS Kelvin saat itu Kapten Richard, diminta oleh kaum romulan untuk datang sendirian ke pesawat romulan. Saat itu Komandan George Kirk selaku Perwira Utama ditugaskan untuk menjadi Kapten menggantikan Kapten Richard.
Negosiasi yang dilakukan Kapten Richard berakhir sia-sia. Kapten pesawat Romulan yang bernama Nero akhirnya membunuh kapten Richard, dan menyerang pesawat USS Kelvin. 

Saat itu di dalam pesawat USS Kelvin salah satunya terdapat istri dari Kapten George yang akan segera melahirkan. Kapten George Kirk memerintahkan seluruh kru dan penumpang untuk meninggalkan pesawatnya, namun ia sendiri tetap tinggal karena pilot otomatis pesawat tersebut rusak. Saat itu lahir lah seorang putra yang akhirnya diberi nama James Tiberius Kirk yang dipaggil Jim, anak dari Kapten George Kirk. Kapten George Kirk akhirnya meninggal karena sengaja menabrakkan pesawat USS Kelvin ke pesawat bangsa romulan. 
 

James T. Kirk Dewasa

Jim Kirk (weheartit)
Dua puluh tahun berlau, James Kirk tumbuh sebagai lelaki yang pintar tapi bermasalah. Ia selalu terlibat perkelahian, dan siapa sangka perkelahiannya itu bisa mempertemukannya dengan kapten USS Enterprise saat itu, Chrishtoper Pike, yang menantangnya untuk bergabung dengan Star Fleet untuk lulus dalam akademi dalam empat tahun, dan bisa mendapatkan pesawat sendiri dalam delapan tahun. Kirk akhirnya menerima tantangan tersebut, dan dia akhir menjadi kapten USS Enterprise di tahun keempatnya.

Di antara seluruh kecanggihan teknologi dan ketegangan konflik yang dipamerkan dalam film, ada satu hal yang paling menarik perhatian gue, yaitu hubungan bromance antara Kapten Kirk, dan Spock. Kirk dan Spock awalnya memiliki hubungan yang buruk. Diawali oleh Kirk yang bisa mengalahkan ujian yang dibuat oleh Spock, Kobayasi Maru, yang akhirnya membuat Kirk mendapatkan masalah di Akademi bahkan sampai disidang. 

Kirk and Spock (weheartit)

Persidangan itu belum selesai saat tiba-tiba pihak akademi mendapatkan kabar kalau planet bangsa Vulcan terkena musibah bencana alam. Kirk yang saat itu sedang menjalani hukuman, dibantu oleh sahabatnya Bones ( Doctor Leonard McCoy), untuk bisa masuk ke pesawat USS Enterprise dengan vaksin yang sengaja disuntikkan McCoy ke dalam tubuh Kirk. 

Saat dalam perjalanan menuju planet Vulcan, Kirk yang pingsan tiba-tiba terbangun dan segera menyadari ada hal yang aneh. Ia pun segera pergi ke anjungan menemui kapten Pike. Kapten Pike dan terutama Spock tidak percaya dengan apa yang dikatakan Kirk, kalau Vulcan bukan terkena bencana alam melainkan sedang diserang oleh kaum romulan. Namun berkat bantuan Letnan Nyota Uhura yang menguasai bahasa alien, Spock dan Kapten Pike akhirnya percaya. 

Banyak hal yang terjadi setelah itu. Kapten Pike disandera oleh romulan, dan Kirk dibuang ke salah satu planet oleh Spock. dibuangnya Kirk ke planet yang tidak aman tersebut akhirnya mempertemukannya dengan Spock “tua” yang sedang menjelajahi waktu. Spock “tua” yang ternyata dari masa depan itu akhirnya mengirim Kirk kembali ke pesawat USS Enterprise dengan bantuan alat pemindah yang diciptakan oleh Scotty, yang akhirnya menjadi kepala engineering di USS Enterprise. Tak hanya itu, Spock “tua” juga menyuruh Kirk untuk melakukan sesuatu agar Kirk dapat merebut posisi Spock “muda” yang saat itu menjadi Kapen USS Enterprise. 

Berawal dari keberhasilan misi sebelumnya, Spock dan Kirk akhirnya menjadi sahabat. Mereka memiliki hubungan “romantis” tersendiri, yaitu saling menjaga dan saling melindungi satu sama lain, yang mulai terlihat jelas pada film kedua Star Trek: Into Darkness. 

Dalam film ini kapten Pike mati karena serangan yang dilakukan oleh Khan, yang diperankan oleh Bennedict Cumberbatch, yang merupakan seorang manusia yang memiliki kekuatan super yang dibangunkan oleh Laksamana Marcus selaku petinggi Star Fleet, untuk membangun sebuah pesawat militer. 

Kirk dan awaknya ditugaskan untuk membunuh Khan di planet Kronos dengan menggunakan 72 torpedo yang belakangan diketahui berisi 72 orang dalam tabung yang merupakan awak dari Khan. Khan pun menyerahkan diri sebelum torpedo itu ditembakkan ke arahnya, dan akhirnya dia menjadi tahanan USS Enterprise.

Berkat Kirk yang mempertimbangkan usulan Spock untuk tidak langsung membunuh Khan di planet Kronos demi menghindari ketegangan diplomasi yang memang sudah terjadi antara Star Fleet dan kekaisaran Klingon, peperangan antara Star Fleet dan bangsa Klingon pun tidak terjadi. USS Enterprise akhirnya diserang oleh Laksamana Marcus yang menginginkan Khan dan 72 awaknya mati, namun Kirk melindunginya. 
Kirk dan Khan akhirnya bekerjasama demi menyelamatkan awak-awak mereka. 

Di akhir cerita, Kirk akhirnya mati karena terkena radiasi tinggi saat menyelamatkan pesawat USS Enterprise dengan masuk ke dalam ruangan beradiasi tinggi untuk membenarkan inti wrap yang jika tidak diperbaiki, maka akan membunuh seluruh awak Enterprise. 
Spock yang begitu marah saat melihat Kirk mati, segera pergi untuk menangkap Khan atau bahkan membunuhnya. Sahabat Kirk, dokter Bones akhirnya mengetahui kalau darah Khan ternyata bisa menyembuhkan. Bones pun meminta Enterprise untuk menangkap Khan hidup-hidup agar ia bisa mengambil darahnya untuk menyelamatkan Kirk dari kematian.

Kapten Kirk akhirnya sembuh, dan kemudian mereka melanjutkan perjalanan dan mendapatkan misi lima tahun untuk perjalanan menjelajah ruang angkasa yang kemudian diceritakan di film selanjutnya, yaitu Star Trek: Beyond. 

Dalam Star Trek: Beyond, Kirk dan para awaknya sudah melakukan perjalanan selama tiga tahun dari lima tahun misi mereka. Kirk saat itu sudah merasa lelah dan bosan karena setiap hari berada di luar angkasa. Kemudian mereka pun singgah ke York Town, salah satu Planet buatan yang dimiliki Federasi Antar Planet, yang juga merupakan salah satu dari pangkalan Star Fleet. 

Tak lama kemudian, York Town didekati oleh salah satu pesawat tidak dikenal, yang meminta bantuan mereka untuk menyelamatkan awaknya yang terdapat di salah satu planet di antara nebula. Kirk dan awak enterprise kemudian ditugaskan untuk menyelamatkan mereka. 

Di tengah perjalanan menuju planet Altamid, USS Enterprise diserang oleh sekelompok pesawat yang jumlahnya sangat banyak, dan menghancurkan pesawat mereka. Pemimpin kelompok tersebut yang bernama Krall, mencari sebuah artefak senjata kuno yang disimpan dalam pesawat Enterpise. Kapten Kirk kemudian memerintahkan seluruh awak untuk meninggalkan pesawat menggunakan kapsul penyelamat. Namun sayangnya, mereka semua ditangkap oleh anak buah Krall dan dibawa ke markasnya. 

Dari seluruh awak pesawat, hanya Kirk, Spock, McCoy, Scotty, dan Chekov yang selamat dari anak buah Krall. Scotty yang lebih dulu mencari mereka, dibantu oleh seorang teman barunya yang ternyata juga korban dari Krall, yaitu Jaylah. Jaylah meminta Scotty untuk memperbaiki sesuatu, dan sebagai gantinya Jaylah akan membantu Scotty menemukan rekan-rekannya yang lain. 

Tanpa diduga, "sesuatu" yang diminta Jaylah untuk diperbaiki adalah pesawat USS Franklin, pesawat luar angkasa pertama yang dimiliki Star Fleet ratusan tahun lalu. Kirk dan Chekov yang sedang bersama akhirnya bertemu dengan Scotty, lalu mereka menyelamatkan Spock dan McCoy, dan kemudian akhirnya berhasil menyelamatkan seluruh awak Enterprise yang lain. 


Sisi lain yang menarik


Walaupun banyak yang bilang kalau Star Trek sangat berbeda dengan cerita aslinya, gue tetap menikmati film-film ini. Gue bahkan berulang kali menonton film-film ini tanpa bosan. Film itu seperti buku. Jika kita tonton/baca ulang, maka kita bisa mengetahui isi ceritanya dari sudut pandang yang berbeda, dan akan mendapatkan makna yang berbeda pula. 

Cerita fiksi ilmiah memang tidak ada matinya. Kita akan dibawa dalam petualangan ke dunia fiksi dengan kecanggihan teknologi dan hal-hal lainnya yang gak masuk akal. Dan cerita Star Trek sendiri adalah cerita fiksi ilmiah terbaik menurut gue.

Sekian tulisan gue tentang Star Trek, I hope you enjoy it and pardon for all spoilers. Tapi karena filmnya sudah tayang, jadi gak masalah kan?

Live long and prosper.


Salam,


nuruliu

 

Share:

0 komentar