Exfoliator dan Sheet Mask Terjangkau




Source: tumblr
Belakangan ini gue memang jarang banget update blog. Entah kenapa kemarin gue sempat semangat banget nulis pas blog ini masih pake blogspot, dan malah jadi males lagi setelah ganti dotcom. Kebosanan gue ini ibarat cowok yang rajin ngapel ke rumah gebetan, tapi males dateng ketika udah jadian. Iya, anggap aja begitu. 
 
Nah, karena malam ini gue enggak bisa tidur, gue memutuskan untuk nulis review masker yang harganya terjangkau, yang emang udah gue niatin dari kemarin gara-gara @buibuksocmed yang memprakarai #7HariPakaiSheetMask

Jadi  #7HariPakaiSheetMask ini adalah challenge di mana kita pake masker selama satu minggu penuh. Tujuannya yaitu untuk membuat kulit wajah kita semakin lembut, cerah, dan terawat. 

Sebenarnya gue bukan termasuk penggemar sheet mask karena kulit gue cenderung berminyak, jadi gue merasa hasilnya gak terlalu nampol dibanding dengan wash off mask, ataupun mud mask. Tetapi gue penasaran dan gatel banget mau ikutan challenge ini, jadi mari kita buktikan manfaatnya!

Ada banyak sekali jenis masker di dunia ini. Ada masker alami yang bisa dibuat sendiri dari aneka buah dan sayur yang biasa kita jumpai sehari-hari, dan juga masker yang dikeluarkan oleh pabrik. Itu pun macam-macam bentuknya, ada yang berbentuk krim, gel, bubuk, dan tisu. 

Masker tisu (sheet mask) yang paling terkenal memang kebanyakan adalah produk-produk dari Korea. Karena kandungannya yang alami dan sangat baik, maka kita dianjurkan untuk memakinya setiap hari.


Viva Peeling Cream dan Himalaya Purifying Neem Scrub


Sebelum menggunakan masker, ada baiknya kalau kita membersihkan wajah terlebih dahulu. Nah, yang pertama kali gue lakukan adalah membersihkan makeup yang gue pakai seharian dengan susu pembersih. Setelah itu cuci muka dengan facial wash sampai bersih, lalu memakai exfoliator/peeling. Exfoliator ini fungsinya untuk mengangkat sel kulit mati, agar wajah terlihat lebih cerah. Tapi sayangnya, exfoliator tidak disarankan untuk digunakan setiap hari ya! Pakai exfoliator paling banyak tiga kali dalam seminggu.

Setahun belakangan ini gue lebih suka peeling wajah pakai gula pasir + madu. Tapi karena stok madu gue habis, dan Winnie The Pooh gak mau berbagi madu sama gue, akhirnya gue memutuskan untuk mencari exfoliator yang cocok untuk kulit gue.
Setelah gugling sana-sini mencari exfoliator yang nyaman di kulit dan nyaman di kantong, gue pun menemukan Viva Peeling Cream dan Himalaya Neem Scrub. 

Awalnya gue kaget sekaget-kagetnya, karena viva peeling cream ini harganya super murah, yaitu hanya Rp. 4000 aja! Sedangkan Himalaya Neem Scrub harganya lebih mahal sedikit, tetapi masih nyaman di kantong yaitu Rp.14.000,- 
 
Pertama kali gue mencoba Viva Peeling Cream, gue memang sama sekali engga berharap apapun. Teksturnya yang creamy ternyata sama sekali gak cocok di wajah gue. Kesan pertama yang gue rasakan adalah wangi melatinya yang nyelekit, juga gak bisa meresap sama sekali di wajah gue. 

Saat pertama kali mengoleskan Viva Peeling Cream ini, wajah gue agak sedikit memanas, dan teksturnya yang creamy itu seketika berubah jadi minyak berpasir yang nempel di wajah gue. Tetapi karena penasaran, gue minta mas pacar untuk cobain kali aja kan beda hasilnya, dan ternyata emang beda. Viva Peeling Cream bisa meresap dengan sempurna di wajah mas pacar, tapi enggak dengan wajah gue. 

Sedih. 

Kelebihan: ekonomis, mudah didapat.

Kekurangan: wanginya nyelekit, teksturnya terlalu creamy.

Repurchase: Sorry, No.



Lalu beberapa hari kemudian gue mencoba Himalaya Purrifying Neem Scrub, dan gue langsung jatuh hati! 

Selain karena wanginya yang enak banget, butiran-butiran scrubnya juga halus, jadi gak perih di wajah. Selain itu teksturnya yang nggak begitu creamy berhasil meresap sempurna di wajah gue. Beberapa orang bilang kalau Himalaya Neem Scrub ini gak mengeluarkan sel kulit mati (daki), tapi di gue Neem Scrub ini bekerja optimal sampai gue melihat rontokan-rontokan sel kulit mati berguguran. 

Saking sukanya gue sampe pakai tiga hari berturut-turut, untung aja kulit gue enggak mengelupas. Setelah menggunakan neem scrub, gue bilas kembali wajah gue dengan air tanpa facial wash, lalu lanjut menggunakan toner, dan selanjutnya: Sheet Mask!

Kelebihan: ekonomis, mudah didapat, wangi enak!

Kekurangan: belum ketemu

Repurchase: YES!

Vivelle Sheet Mask 


Di salah satu toko langganan gue memang gak menyediakan banyak jenis sheet mask. Gue males banget pergi ke drugstore, karena memang cukup jauh dari kosan, sedangkan gue lagi males ke mana-mana. Jadi lah gue memulai #7HariPakaiSheetMask dengan Vivelle! 

Yang baru gue coba adalah varian bengkuang yang bisa mencerahkan kulit. Mencerahkan ya, bukan memutihkan. Kesan pertama yang gue rasakan yaitu wanginya yang enak dan menenangkan. Sayang maskernya sedikit kurang lebar, juga lubang di bagian matanya bener-bener ngeselin karena potongannya seperti hanya untuk orang yang bermata sipit. 

Essence yang terdapat di dalamnya juga lumayan banyak, jadi gue suka olesin lagi ke bagian masker yang mulai mengering. Anjurannya sih masker ini digunakan dalam waktu 10-15 menit, tapi gue kurang puas jadi gue pakai sampai lebih dari 30 menit. 

Maskernya yang dingin benar-benar menyegarkan dan menenangkan kulit! Setelah selesai, benar-benar terlihat hasilnya: wajah jadi cerah, dan kulit menjadi lembap. Kadar kelembapannya pas banget di gue, gak kurang dan gak lebih. Untuk harganya kalau gak salah cuma Rp. 10.500, termurah di antara sheet mask lain yang beredar di pasaran. Masker ini oke banget untuk pemula, dan yang sedang berhemat!

Kelebihan: ekonomis, mudah didapat, nyaman di kulit.

Kekurangan: sheet kurang lebar, potongan matanya ngeselin.

Repurchase: YES


Nuface Facial Mask


Masker ini baru aja gue pake tadi. Wanginya engga begitu kentara, tetapi sedikit ada mint-nya gitu. Ada dua hal yang gue suka dari masker ini.

Pertama, karena lembarannya pas di wajah gue, juga bagian matanya pas dan gak ngeselin. Selain itu di bagian matanya juga ada penutupnya, jadi gak bolong gitu aja. Lucu deh!

Kedua, kesan mint/mentholnya begitu terasa jadi wajah gue bener-bener sejuk dan berasa banget lagi dimanjain.  Essence-nya juga banyak, dan maskernya gak cepet kering. Hasil akhir yang didapat di masker ini adalah wajah menjadi dewy looked, dan sayangnya gue engga terlalu suka. 

Mungkin karena essence-nya yang lebih kental jadi agak susah meresap di kulit, menyebabkan wajah gue malah terlihat sangat berminyak. Jadi setelah satu jam, gue membilas kembali wajah gue dengan air supaya gak berminyak banget. Kan jadi risih gimana gitu kalo lengket-lengket. Harganya juga masih terjangkau, yaitu Rp. 13.000 aja. Masih bisa lah masuk kantong mahasiswa.

Kelebihan: ekonomis, mudah didapat, kesan semriwing di kulitnya juara!

Kekurangan: bikin berminyak, kurang mencerahkan.

Repurchase: YES



Sekian tulisan gue kali ini. Ngomong-ngomong, ini review pertama gue ya? Hahaha!


Salam,

nuruliu

Share:

2 komentar

  1. Aku kok jadi teracuni Himalaya itu yaa.... :D Thanks for review...

    BalasHapus
    Balasan
    1. yuk dicoba kak! makasih sudah mampir! :D



      nuruliu

      Hapus