Ketika Isi Otak dan Celana Sama Sempitnya
Copyright: weheartit |
Tulisan ini
sengaja gue tulis untuk salah satu Komisi di Indonesia yang menurut gue saat
ini gak ada gunanya, yaitu Komisi Penyiaran Indonesia, atau biasa disingkat
KPI. KPI ya, bukan PKI. Jangan ketuker!
Kemudian akhir-akhir ini muncul lagi kabar kalau siaran-siaran di TV jadi semakin aneh. Gue masih ingat, saat acara pemilihan Puteri Indonesia yang ditayangkan oleh salah satu stasiun televise swasta, para finalis yang saat itu sedang memperagakan busana, sebagian gambarnya diburamkan, Terutama di bagian dada dan paha.
Belum cukup
dengan siaran ajang pemilihan Puteri Indonesia yang diburamkan, pakaian adat
juga sering diburamkan oleh Komisi Penyiaran ini. Gambar sepasang pengantin
yang mengenakan baju adat Jawa juga menjadi buram karena sang laki-laki tidak
memakai atasan, dan yang perempuan juga hanya memakai kemben. Enggak cuma itu,
pakaian adat papua juga sampai diburamkan lho! Sampai kartun-kartun juga!
Bermutu banget gak sih tayangan televise kita ini? Tepuk tangan dong untuk KPI!
Tujuan KPI Sebenarnya
Seumur hidup
gue enggak pernah memerah susu sapi, tapi gue tau bagaimana caranya. Dari mana?
ya dari televise! Bayangkan kalau anak kalian lagi nonton, trus tiba-tiba
nanya:
“ma, itu
kenapa gambarnya burem?”
Trus lo
sabagai orangtua mau jawab apa? Gak akan ada jawaban yang masuk akal untuk
menjawab pertanyaan di atas.
Secara enggak
langsung, tontonan kayak gitu malah bisa membangun stigma negatif pada anak. Anak
yang harusnya dapat ilmu pengetahuan umum yang bermanfaat, pikirannya malah
jadi jauh ke mana-mana. Pantas saja, jika anak-anak sekarang lebih memilih
untuk nonton sinetron dan FTV cinta-cintaan yang enggak bermutu, daripada
tayangan edukasi.
arca pun diburamkan wtf |
Orang Indonesia Jadi Semakin Rasis
Enggak hanya
terjadi di Amerika, di Indonesia pun rasisme kerap dilakukan oleh sesamanya. Entah
itu karena perbedaan warna kulit, suku, ras, atau agama.
Untuk hal
yang satu ini gue masih heran, karena ini sudah tahun 2016 di mana kecanggihan
teknologi harusnya bisa membuat pemikiran orang semakin terbuka, bukan malah kebalikannya.
Enggak ada
manusia di dunia ini yang bisa memilih warna kulit, ras, suku, agama, bahkan orangtua
saat mereka lahir. Enggak ada satupun yang bisa. Sayangnya rasisme ini sering
dilakukan oleh kaum mayoritas di manapun mereka berada, tanpa terkecuali.
Jika di
Amerika orang kulit putih rasis ke orang kulit hitam, maka di Indonesia ada juga golongan yang suka melakukannya ke kaum minoritas. Akui saja, kita semua tau kok itu siapa.
Indonesia sendiri
terdiri dari beragam suku bangsa, adat, agama, dan bahasa. Nah, karena
keberagaman ini harusnya lembaga pemerintahan bisa menyatukan semuanya. Seharusnya
televise bisa membuat masyarakat jadi bisa saling menghargai satu sama lain.
Memburamkan pakaian
adat termasuk kecacatan akan cita-cita sila ke-tiga dalam pancasila, yaitu:
Persatuan Indonesia.
Kenapa gue
bilang cacat? Bagaimana orang Indonesia bisa bersatu, wong pakaian adat
temannya aja gak tau. Gimana orang lain bisa mengetahui dan menghargai pakaian
yang dikenakan oleh suku lain, kalau ternyata apa yang mereka lihat itu gak
jelas. Seperti orang Papua mengenakan koteka dan rok rumbai. Mereka bukan
sedang melakukan aksi pornografi, tetapi memang itu lah pakaian adat mereka. pakaian
adat kita. Kenapa harus diburamkan sih? Itu pakaian adat lho, KPI!
Pelecehan yang Sesungguhnya
Pahit gue
bilang di sini, kalau ternyata pelaku pelecehan seksual yang sebenarya itu
ternyata KPI.
Sejak kemarin
ramai diperbincangkan, kalau acara Pekan Olahraga Nasional cabang olahraga
renang ternyata pakaiannya diburamkan. Seorang atlet yang sedang diwawancara di
kolam renang, gambarnya diburamkan. Gimana coba perasaan lo kalo si atlet itu
ternyata elo?
umenumen |
Salah apa lo
diburamkan karena pakaian tanding lo terbuka? Pesan ini juga yang enggak tersampaikan
oleh KPI untuk masyarakat. Pakaian renang kan memang sengaja diciptakan untuk
kenyamanan sesorang ketika berenang, juga bahannya yang ringan bisa membantunya
agar tidak tenggelam.
Mungkin anggota
KPI ini gak biasa berenang di kolam renang kali ya? Makanya gak tau fungsi dari
pakaian renang, sehingga diburamkan dengan alasan takut tubuh si atlet
diekspolitasi.
Ngelesnya kebangetan.
Padahal sebagai
seorang atlet, dia sudah sangat terbiasa dilihat orang dengan pakaian
renangnya. Pemburaman yang dilakukan malah terasa seperti pelecehan, karena apa
yang salah dengan pakaian tersebut? Toh semua orang kalau berenang memang harus
mengenakan pakaian renang/bikini.
Sama seperti
desainer yang pakaiannya dipakai oleh para finalis puteri Indonesia. Tentunya
para desainer itu memiliki tujuan untuk memamerkan hasil karyanya, yang
dipadukan dengan kecantikan alami para finalis atau modelnya. Dan lagi-lagi, semuanya jadi
buram, dan malah jadi gak kelihatan hasil karyanya.
Dan yang
dilakukan KPI setelah semuanya terjadi adalah: lempar batu sembunyi tangan. Dengan
semua hal-hal yang sudah terjadi, mereka dengan entengnya klarfikasi kalau yang
melakukan itu Lembaga Penyiaran, dan bukan mereka.
Pernyataan dan kelakun KPI membuat gue semakin yakin, kalau isi otak dan celana mereka itu sama sempitnya.
Salam,
nuruliu
6 komentar
iya aku pikri juga kebangetan dan aneh sekali. Justrui kiat harus mendidik anak-anak kita untuk selalu punay pikiran yang jernih tak punay piktor pikiran kotor. Masa patung saja sampi diblur , emang bakal bikinorang birahi atau jadi terangsang, ih bener2 keterlaluan. Justru kita mendidik diri sendiri, keluarga kita untuk berpikiran jernih dan atk pernah punay piktor. rasanay jadi merasa orang indonesia itu ngeres gitu???
BalasHapushai Tira! setuju banget kalau harusnya kita bisa membiasakan orang-orang sekitar agar tidak memiliki pikiran kotor. tapi yah, mungkin KPI gak sepemikiran sama kita. kita lihat aja deh nanti KPI bakalan jadi apa. :))
HapusSalam,
nuruliu
Betul, dengan adanya sensor dari KPI malah membuat ekpektasi penonton makin kemana-mana :(
BalasHapusHai, Budy!
Hapustuhkan! sensor berlebih memang membuat pikiran kita jadi kebayang ke mana-mana. semoga KPI bisa lebih baik lagi ya. :')
Salam,
nuruliu
menurut gue dengan adanya sensor yg enggak jelas ini, malah membuat penonton makin berfikiran mesum aja, makin berpikir-pikir jelek.. ahahaha. bgst
BalasHapusbener banget! bakalan susah diubah kalau KPI masih diisi oleh orang-orang berpikiran kolot. btw, ini temennya firman bukan sih? hahaha
Hapus