Weekly Diary: Kenapa Orang Suka Menghubungi Mantan Pacarnya
Source: emoji mask |
“Karena ada yang belum selesai mbak” jawab beberapa orang di tab mention, saat
saya melemparkan pertanyaan ini di twitter. Beberapa orang bilang, alasan
mereka kembali menghubungi mantan pacarnya karena ada hal yang belum selesai. Apa
itu? entahlah. Mungkin mantannya pernah ngutang tapi belum dibayar. Atau bisa
jadi mereka pernah bersumpah mau pergi ke bulan bersama-sama, lalu NASA membuka
open trip ke bulan, jadi si orang ini punya alasan untuk bisa kembali
menghubungi mantannya supaya bisa menunaikan janji untuk pergi ke bulan bersama. Atau mungkin juga si mantan kebetulan seorang HRD di
calon kantor, jadi mau nggak mau harus dihubungi. Bisa aja kan ya? Iyain aja,
please.
Masih Sayang
Beberapa
lagi memilih masih sayang sebagai alasan kenapa mereka mau berhubungan lagi
dengan mantannya. Ah, masa sih masih sayang? Kamu doang kali yang masih sayang,
dianya engga.
Jatah Mantan
Nah ini.
Beberapa lagi mengaku kalau mereka mau menghubungi mantannya lagi supaya
dikasih jatah. Jatah apa itu? entahlah. Saya sih maunya sembako, apalagi sekarang
harga cabe lagi mahal kan ya. Lumayan kan kalau mantan mau ngasih sembako,
tinggal hitung deh punya mantan berapa. Sayangnya jatah mantan di sini bukanlah
sembako, melainkan.. ehm. Yah, if you know what I mean.
Saya nggak ngerti
kenapa “jatah mantan” bisa ada. Ada salah seorang perempuan yang mengaku,
katanya supaya si cowok nggak “pergi” ke mana-mana. Alias walaupun udah putus,
tapi si cowok nggak bakal pindah ke lain hati. Ah masa sih? Iya kalau si cowok
beneran nggak pindah ke lain hati, lah kalau dia malah punya pacar baru, dan punya
kehidupan baru setelahnya tanpa kamu? You’ve just downgraded your level, girls.
Saya sendiri
bukan tipikal orang yang suka menghubungi mantan “lagi” setelah perpisahan. Mantan
pacar lho ya, bukan mantan atasan. Kalau mantan atasan sih gapapa. Nggak ada
alasan khusus sih, cuma nggak pengen aja. Saya nggak suka menghubungi ataupun
dihubungi sama mantan pacar. Apalagi kalau baru putus.
When its
done, its done. Ngapain lah sok-sok putus kalau ujung-ujungnya masih mau
berhubungan. Tapi itu bukan berarti saya nggak bisa punya hubungan baik sama
mantan. Saya masih folowan sama beberapa mantan di instagram. Nggak pernah tuh saya
baper, atau mengingatkan saya akan masa lalu ketika mereka posting sesuatu.
Saya juga nggak
pernah basa-basi chat mereka nanya kabar, atau apapun dengan alasan karena ada
perlu, atau mau minta bantuan, tapi ujung-ujungnya ya modus pengen balikan. Lagi
pula, nggak ada alasan lagi untuk berhubungan dengan mantan pacar setelah apa
yang terjadi. Saya nggak mau mengganggu kehidupan baru mereka, dan begitu pula
sebaliknya.
Misalkan,
kalaupun saya butuh mereka untuk melakukan sesuatu yang biasanya saat pacaran
dikerjakan mereka dan saya nggak bisa, saya tentu akan lebih memilih untuk
meminta bantuan orang lain. Atau kalau perlu, saya akan belajar untuk
melakukannya sendiri. Pokoknya, saya nggak akan menghubungi mereka apapun yang
terjadi.
“Kan mau menjalin tali silaturahmi,
mbak.”
Lol no. its not the answer. Ada baiknya kamu
jangan menghubungi mantan kamu dengan alasan silaturahmi. Itu basi banget. Apalagi
kalau mantanmu sudah punya pacar lagi. Nggak ada yang namanya kata silaturahmi
dalam kamus permantan pacaran. Terutama kalau silaturahmi itu cuma kedok untuk
menutupi maksud hatimu aja.
Siklusnya bisa
jadi gini: PDKT – Pacaran – Putus – Unfriend/unfollow
mantan di seluruh media sosial – Jelek-jelekin mantan di semua media sosial – Update
status kangen dan pengen balikan
Saya kadang suka
geli aja sama orang-orang yang ngaku pengen banget ngehubungin mantannya, atau
bahkan pengen dihubungi. Apalagi kalau saya tau orang itu sebelumnya suka
jelek-jelekin si mantan. Get a life. Seriously, get a life.
“Gimana kalau misalnya dia punya
pacar, tapi sebenarnya dia masih sayang sama kita?”
Masih sayang
sama kamu? bisa jadi. Tapi itu urusan dia, bukan urusan kamu. Dia sedang
memulai kehidupannya yang baru, dan akan lebih baik kalau kamu nggak mengganggu.
Lagi pula kalaupun dia masih sayang sama kamu, dia nggak akan segan-segan untuk
kembali sama kamu kok, tenang aja. Juga akan lebih baik kalau kamu sendiri
memulai untuk membuka lembaran baru, jangan stuck di satu halaman. Biarkan pena
kehidupanmu bergulir, menulis kisah di tiap lembar-lembar kehidupan yang baru. Kalaupun kamu mau mebuang waktumu untuk menunggu, ya silakan. Tapi jangan merusak kehidupan orang lain, terutama hati orang yang sedang mendampingi dia.
“Tapi, gimana kalau aku sama si
mantan kebetulan lagi sama-sama jomblo? Nggak salah dong kalau berhubungan?”
Ya silakan
aja. Nggak salah kok. Siapa tau kalian diberi kesempatan untuk memulainya dari
awal. Yang jelas, jangan lupa belajar dari masa lalu. Tanya lagi ke diri
sendiri, apa kamu yakin mau memulai kembali sama dia? Apa kamu tahan sama
sifat-sifatnya yang dulu mungkin menjadi alasan kenapa kalian berpisah? Kalau dulu-dulu
saat pacaran kalian dominan menggunakan hati, coba kali ini biarkan otak yang
mendominasi.
Udahan deh, sekian dulu
tulisan saya untuk Weekly Diary kali ini. Tulisan spontan yang sengaja ditulis
mumpung masih hangat sebelum kelupaan. Sampai jumpa pada postingan berikutnya!
Salam,
2 komentar
Menghubungi mantan pacar is a big no-no, apalagi kalau dia sudah punya pacar lagi. Bisa bisa nama kita yang jelek di mata pacarnya. Malesin deh.
BalasHapusHaha setuju kak! menghubungi mantan pacar hanya akan menimbulkan kesan yang nggak baik ya. makasih udah mampi! :)
Hapus