Weekly Diary: Virgo dan Alter Ego



Source: Astrologyzone



Tulisan ini bukan menceritakan penelitian tentang Virgo dan Alter Ego, melainkan cerita saya dan seorang teman yang kebetulan sama-sama berzodiak Virgo dan sama-sama merasa memiliki Alter Ego. 

Apa itu Alter Ego? Menurut Wikipedia, Alter Ego diambil dari bahasa Yunani yang artinya “aku yang lain”. Beberapa tahun lalu saya sempat bertetangga dengan seseorang yang juga memiliki Alter Ego. Iya, saya mengakui kalau saya memiliki Alter Ego. Alter Ego yang saya miliki baru saya sadari sekitar empat tahun lalu, jadi masih terbilang baru. 

Well, Alter Ego yang saya maksud di sini BUKAN Dissociative Identity Disorder (DID) atau gangguan kepribadian ganda. Penderita DID tidak pernah sadar jika dirinya diambil alih atau dikuasai oleh dirinya yang lain. Mereka bahkan cenderung memiliki lebih dari satu jenis kepribadian. Kalian pernah nonton Drama Korea: Kill Me Heal Me? Nah, pada drama tersebut pemeran utamanya menderita Dissocitive Identity Disorder atau Gangguan Kepribadian Ganda. 

Orang yang memiliki gangguan kepribadian ganda kalau lagi “kumat” bahkan akan mengganti nama, dan penampilan mereka secara drastis tanpa “pemilik tubuh” sadari. Saya lebih suka menyebutnya dengan istilah “satu tubuh untuk banyak jiwa”, karena memang begitu kenyataannya. Hal itu tentunya berbeda degan Alter Ego. Tidak ada pengambil-alihan tubuh pada pemilik Alter Ego, dan juga kebanyakan pemilik Alter Ego sadar kalau mereka memiliki “diri yang lain”. Diri yang lain di sini bukan “jiwa” seperti DID, melainkan sifat. Jadi pemilik Alter Ego 100% masih menguasai dirinya sendiri. 

Kembali ke cerita awal, perkenalan saya dan tetangga kos bernama Dias ini cukup lucu. Waktu itu saya baru pindah kos sekitar beberapa bulan, dan saya sama sekali nggak mengenal tetangga kos kiri-kanan, karena kosan saya cuma dipake buat mandi sama numpang tidur aja. Saya waktu itu mengikuti empat organisasi di kampus, jadinya bener-bener full time di kampus dari pagi sampai malam, bahkan kadang sampai pagi lagi.

Tapi suatu ketika saya sempat cedera gara-gara nggak sengaja jatuh di bandara, terus karena saya kebanyakan jalan, akhirnya cedera saya makin parah dan saya jadi nggak bisa jalan. Yeah. Gara-gara cedera itu saya jadi stay di kos selama dua minggu lebih. Saya bener-bener nggak bisa jalan dan segala aktivitas pun jadi terhambat. Jangankan buat beli makan ke sebrang kosan, jalan ke kamar mandi aja sakit banget. Gara-gara itu saya bahkan jadi masak di kamar, dan untuk pertama kalinya praktik Memasak Dengan Rice Cooker. Hahaha! 
    
Saya masih ingat sekali, waktu itu saya masak Fettucini ala kadarnya. Trus saya bingung karena masaknya kebanyakan, jadinya saya memutuskan untuk menawarkan sepiring Fettucini ke tetangga sebelah kamar yang saya tau dia baru aja pindah beberapa hari yang lalu. 

Waktu itu Kak Dias baru selesai mandi saat saya menawarkan Fettuccini, dan nggak disangka-sangka, gara-gara sepiring fettucini itu ternyata mengantarkan saya dan Kak Dias ke banyak hal yang nggak pernah kami duga. Basa-basi makan siang itu diawali dengan nanya domisili asal, dan percaya atau nggak, Kak Dias juga berasal dari Lampung. Sungguh kebetulan yang luar biasa! 

Saat itu saya baru menyadari kalau kosan itu cuma ada tiga kamar yang dihuni, dan kebetulan kamar kami bertiga berjejeran. Saya nggak begitu mengenal penghuni kamar di ujung, karena waktu itu sama sekali nggak pernah bertemu. Jadilah saya dan Kak Dias yang akrab dan suka masak bareng, bahkan suka duduk-duduk di balkon sambil ngeliatin bintang. 

Percakapan tentang Alter Ego itu pun dimulai. Percakapan yang nggak sengaja kami lakukan, karena waktu itu listrik padam, dan akhirnya kami meringkuk berdua di kamar Kak Dias karena ketakutan. Mula-mula Kak Dias bertanya ke saya, apa saya pernah merasa kalau ada “orang lain” dalam diri saya tanpa saya sadari? Sosok yang lain ini berbeda dengan diri kita pada aslinya. Sosok yang kadang-kadang muncul untuk memberikan sebuah debatan dalam hati, juga membuat kita berpikir atau melakukan suatu hal dengan cara yang lain. Saya yang awalnya bingung mencoba untuk mencerna dan akhirnya mengerti, kalau yang Kak Dias maksud adalah Alter Ego. 

Sejujurnya saat melakukan percakapan itu, saya masih belum menyadari kalau saya punya Alter Ego. Namun akhir-akhir itu saya menyadari kalau saya punya “sisi lain” yang nggak semua orang tau. Orang-orang taunya saya dewasa, mandiri, nggak suka merengek-rengek, dan sebagainya. Tapi ternyata saya punya sisi lain, yaitu: Saya kayak anak kecil. Sifat yang seringkali membuat saya suka merengek-rengek kalau nggak diturutin. Entah itu karena sesuatu yang sepele, atau apapun yang berkaitan dengan hal remeh-temeh dan kekanakan lainnya. Contoh: Saya pernah ngambek sampai nangis gara-gara pacar nggak mau beliin saya biskuit! BISKUIT! Bayangin coba? Sepele banget kan! Padahal sebagai perempuan dewasa, saya bisa aja beli biskuit sendiri, tapi entah kenapa kali itu si "alter" lebih dominan dibandingkan "saya".

Gara-gara sifat kekanakan itu saya menyebut Alter Ego saya dengan sebutan “Baby Girl”, karena memang kayak anak kecil banget. Sedangkan Kak Dias punya Alter Ego yang rajin. Iya, Kak Dias itu males banget! Saya sampe suka ngomel-ngomel kalau kamarnya berantakan hahaha. Dan beruntung Alter Ego milik Kak Dias ini rajin. Iya, rajin. Rajin bikin karya. Kak Dias menamai Alter Egonya dengan sebutan “Spica” yang pada akhirnya menjadi nama panggungnya saat ini. Spica merupakan rasi bintang paling terang yang ada pada rasi bintang Virgo. 

Lalu, apa hubungannya Alter Ego sama Virgo? Well, selain Kak Dias, ada beberapa orang lagi yang memiliki alter ego dan berzodiak virgo. Saya ngga tau ini kebetulan macam apa, yang jelas semua orang memang bisa memiliki dan menyadari alter egonya, tapi entah kenapa saya merasa populasi virgo yang beralter ego lebih banyak daripada zodiak lainnya.

Alter Ego sendiri ada yang menguntungkan, ada yang nggak. Milik Kak Dias adalah salah satu contoh yang menguntungkan, sedangkan milik saya enggak. Saya sendiri masih ingin mendiskusikan soal Alter Ego ini dengan psikolog atau orang-orang yang memang ahli di bidang ini. Saya mau mendengar penjelasan mereka secara langsung, karena rasa penasaran saya akan sosok "aku yang lain" ini, dan nanti kalau sudah tau jawabannya, saya akan kembali menuliskan tentang Alter Ego di blog ini. Jika kamu mau berbagi dengan saya soal Alter Ego yang kamu ketahui atau mungkin yang kamu miliki, boleh banget lho tulis di bawah ini. 😉


Salam, 


Share:

0 komentar