Hampir Buta Karena Softlens



Source: WeHeartIt


Lensa kontak atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan softlens, merupakan salah satu barang yang wajib dimiliki oleh sebagian perempuan. Baik karena benar-benar dibutuhkan, maupun hanya sekedar pelengkap mode supaya terlihat gaul. Di zaman gue remaja, lensa kontak bisa menjadi salah satu acuan "strata sosial" dalam pergaluan. Karena dulu harga soflens ini lumayan mahal, nggak seperti sekarang yang harganya bisa kalian beli kurang dari Lima puluh ribu rupiah di pasaran. Entah apa efek samping dari penggunaan lensa kontak yang super murah tersebut. 

Pertama kali gue mengenakan lensa kontak itu sekitar delapan tahun yang lalu. Waktu itu gue masih duduk di bangku SMP sebagai anak berkacamata. Menjadi orang yang memiliki kerusakan pengelihatan itu sama sekali enggak enak, dan serba salah. Apa-apa mesti bergantung dengan kacamata. Kalau gak punya kacamata, gak bisa lihat. Kalau punya, artinya kita mesti telaten untuk merawat benda tersebut supaya enggak cepat rusak. 

Beberapa bulan yang lalu, gue hampir saja kehilangan pengelihatan karena pemakaian lensa kontak yang sembarangan. Sejak awal gue sudah tau, jika gue memutuskan untuk memakai lensa kontak, maka gue harus menerima setiap konsekuensinya. Hal wajib yang dilakukan oleh pemakai lensa kontak adalah memperhatikan kebersihannya. Selain itu juga perhatikan tanggal kedaluarsa dari lensa kontak tersebut, karena lensa kontak biasanya hanya berlaku paling lama enam bulan sejak pertama kali dipakai. 

Kedua hal itu lah yang menyebabkan mata gue bermasalah. Waktu itu gue kurang memperhatikan kebersihan lensa kontak yang gue pakai. Biasanya sih, gue lebih memilih mengenakan kacamata untuk aktivitas sehari-hari. Tapi kebetulan saat itu kacamata gue patah, dan gue enggak punya cadangan, jadilah lensa kontak saat itu menjadi pilihan sementara. 

Gue pun selama beberapa hari itu mengenakan lensa kontak lebih dari 12 jam. Hal yang tentunya sangat tidak dianjurkan, karena dapat mengakibatkan mata lelah. Tapi mau gimana lagi? Gue enggak punya waktu luang untuk membeli kacamata baru, dan juga masih menganggap sepele karena gue memang terbiasa menggunakan lensa kontak lebih dari 12 jam, dan selama itu enggak tejadi apa-apa. 

Sampai suatu pagi saat bangun tidur, mata gue dipenuhi kotoran sehingga gue sama sekali engga bisa membuka mata seperti biasanya. Dengan bantuan jari, akhirnya gue baru bisa membuka mata yang seperti habis terkena lem karena begitu lengket satu sama lain. Gue pun panik karena mata gue terasa perih, lalu segera melihat ke cermin, dan ternyata mata gue begitu merah dan berair. 

Segera gue meneteskan obat mata pasaran yang gue punya, berharap mata gue akan baik-baik aja dan kembali normal. Beberapa jam kemudian mata gue sama sekali tidak membaik. Gue sudah mengerti kalau apa yang terjadi dengan mata gue ini diakibatkan oleh penggunaan lensa kontak yang sembarangan. Gue pun segera mandi dan pergi untuk membeli kacamata sekalian ke dokter mata. 

Dokter bilang gue beruntung karena menyadari hal-hal di atas lebih awal, karena jika gue telah beberapa hari saja, kemungkinan besar pengelihatan gue bisa benar-benar rusak. Gue pun dihimbau agar tidak menggunakan lensa kontak selama beberapa bulan, sampai mata gue benar-benar sehat. Dan juga kalau bisa engga perlu pakai lensa kontak jika benar-benar tidak dibutuhkan. 

Dokter juga cerita, sebelumnya ada pasien yang kornea matanya robek karena penggunaan lensa kontak yang tidak tepat. Pasien tersebut tidak menyadari kalau lensa kontak yang dipakainya ternyata robek, alhasil lensa kontak yang jalan ke mana-mana tersebut merobek kornea si pasien. 

Mendengar hal itu gue langsung teringat pengalaman yang sama. Waktu SMA sepulang sekolah, gue engga sengaja ketiduran dengan masih mengenakan lensa kontak. Gue menyadarinya saat bangun tidur karena pengelihatan gue mendadak terang enggak seperti biasanya. Gue pun segera melepasnya, dan ternyata lensanya robek. Tapi untungnya saat itu mata gue engga kenapa-napa. Hanya merah sedikit dan segera hilang saat gue teteskan obat tetes mata. Gue memang masih beruntung.

Berkat kejadian di atas, sampai saat ini gue benar-benar lepas dari lensa kontak. Gue pun belum berniat untuk menggunakan lensa kontak kembali demi kesehatan mata gue. Penggunaan lensa kontak sebagai mode juga sangat tidak dianjurkan, karena bisa membahayakan kesehatan mata. 

Ada baiknya untuk sering mengganti air rendaman lensa kontak minimal seminggu sekali, dan jangan pernah biarkan lensanya mengering di dalam kotak. Juga jangan pernah menggantinya dengan air apapun selain air yang dikhususkan untuk lensa kontak. Mengganti air khusus lensa kontak dengan air biasa bisa mengakibatkan iritasi dan kebutaan karena jamur. Jadi, jangan sembarangan ya! 

Namun jika kalian terpaksa harus mengenakan lensa kontak, ada beberapa hal yang harus kalian perhatikan seperti: meneteskan air lensa beberapa jam sekali dengan tujuan untuk menjaganya supaya tidak kering, juga kalau bisa jangan dikenakan lebih dari delapan jam. 

Source: WeHeartit

Entah sudah berapa puluh kacamata yang gue rusak selama ini. Kelas 6 SD untuk pertama kalinya gue mengeluh ke mama karena pengelihatan gue mulai memudar. Saat itu gue sulit membaca tulisan di papan tulis, padahal gue duduk di barisan nomor dua paling kanan. 

Mama waktu itu segera membawa gue ke optik terdekat untuk diperiksa. Ternyata benar, mata gue terkena minus 0.5 saat itu. Minus mata gue ini gue dapatkan akibat gak pernah dengerinapa kata mama. Gue suka nonton tive dengan jarak dekat, baca buku sambil tiduran, juga mainin komputer sambil tengkurap. Paket lengkap memang. 

Karena gue mulai kesulitan dalam membaca papan tulis, gue pun memberanikan diri untuk pertama kalinya memakai kacamata. Butuh mental sekuat baja untuk tau-tau pakai kacamata di lingkungan yang sama sekali ga ada anak berkacamatanya. Apalagi saat itu orang-orang berpikir, pakai kacamata itu tandanya cupu dan kutu buku. Padahal kan sebenarnya enggak. Gue pun memutuskan untuk menggunakan kacamata hanya ketika dibutuhkan saja, seperti saat belajar. Untuk aktvitas sehari-hari gue masih bisa melihat secara normal. 

Tapi, hal itu enggak berlangsung lama. Saat masuk SMP kacamata gue udah ga cocok lagi, jadi harus diganti. Katanya sih karena enggak gue pakai sehari-hari, jadi syaraf mata gue bekerja ekstra untuk bisa melihat jelas. Kenaikan minus mata gue pun bertambah drastis yaitu menjadi -1. Nyokap pun jadi ketakutan, gimana kalau minus mata gue semakin hari semakin bertambah. Setiap hari gue pun meminum ramuan jus wortel dan madu demi kesehatan mata, tapi ya engga ada hasilnya juga. 

Enak sama engga enaknya pakai kacamata itu memang banyakan engga enaknya sih. Apalagi sekarang usia gue baru 21 tahun dengan minus hampir 5, maka hidup gue sudah benar-benar bergantung dengan kacamata. Selain mau ngapa-ngapain susah, wanita dengan minus di atas 5 kemungkinan besar enggak bisa melahirkan secara normal, lho! Maka ada baiknya, kalian yang masih memiliki mata normal untuk menjaga kesehatan mata kalian. 

Seperti yang pepatah bilang, mencegah lebih baik daripada mengobati. Jangan merusak mata normal kalian, karena biaya lasik untuk menormalkannya kembali bisa sampai belasan juta rupiah. 

Sekian dulu cerita gue kali ini, sebagai postingan pertama di bulan desember. 


Salam,


Share:

2 komentar

  1. wah dari waktu softlens jadi tren, banyak cerita horrornya. Enggak tahu deh bener atau enggak.
    dari mulai ada yang meleleh lah sampai-sampai ada luka matanya.
    untung mata saya masih sehat dan segar.
    ah mbak ini postingannya bikin ngeri hahaha.
    oh iya mbak kalau kebetulan cari tips fotografi mampir juga dong ke blog saya di gariswarnafoto[dot]com
    yuk mariii

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo Jack, lensa kontak masih bisa digunakan asal sesuai dengan prosedur perawatan.

      Salam,

      Hapus